Arak
adalah sejenis minuman minuman keras hasil fermentasi yang mengandung
alkohol (etil alkohol) 37-60% yang telah dikenal di Bali sejak zaman
dahulu. Arak pada umumnya dibuat dari tuak kelapa dengan cara destilasi
(penyulingan). Arak dapat juga dibuat dari beras atau beras ketan
melalui proses pentapean, selanjutnya diperas. Cairannya difermentasikan
dan terus didestilasi. Minuman arak sudah dikenal diseluruh daerah di Bali, karena arak ini sebagai satu jenis minuman yang digunakan sebagai sajian upacara (tetabuh). Minuman arak apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dipercaya berkhasiat bagi orang tua dan dewasa untuk menghangatkan badan,menghilangkan rasa mual dan pengobatan tradisional lainnya.
Produksi minuman keras di Indonesia umumnya dilarang, namun berbeda dengan yang ada di Bali. Arak Bali justru dijadikan salah satu oleh - oleh khas Bali bagi para wisatawan yang datang ke Bali. Arak Bali juga diyakini dapat dijadikan obat boreh atau penghangat untuk menghilangkan rasa gatal.
Selain itu, arak juga biasanya digunakan untuk sarana upacara keagamaan. Sehingga, arak pun menjadi fenomenal antara disucikan atau dilarang lantaran mengakibatkan kebutaan, koma hingga kematian. Padahal, arak Bali sebagai penunjang perekonomian masyarakat di pedesaan. Karena, termasuk kreativitas industri budaya kreatif berbasis kearifan lokal khas daerah, kabupaten/kota yang bernilai ekonomis.
ARAK BALI
Arak
Bali disamping Brem Bali terkenal di mancanegara karena rasanya beda
dari wine produksi luar, Brem Bali yang terbuat dari ketan hitam dan
arak yang terbuat dari fermentasi ketan putih mampu memberikan cita rasa
tersendiri yang disukai wisman.
Melihat perkembangan inilah , masyarakat Bali merasa bangga minuman tradisional Bali tetap menjadi daya tarik tersendiri di mata wisman, selain objek wisatanya.
Minuman khas Bali bisa menjadi wisata kuliner tersendiri. Ironisnya, sejumlah masyarakat terutama pencinta arak (pemabuk) ataupun pelaku industri budaya kreatif (pengerajin arak) seringkali melakukan eksperimen demi sebuah egoisme identitas atau pengakuan jati diri.
Melihat perkembangan inilah , masyarakat Bali merasa bangga minuman tradisional Bali tetap menjadi daya tarik tersendiri di mata wisman, selain objek wisatanya. Minuman khas Bali bisa menjadi wisata kuliner tersendiri. Ironisnya, sejumlah masyarakat terutama pencinta arak (pemabuk) ataupun pelaku industri budaya kreatif (pengerajin arak) seringkali melakukan eksperimen demi sebuah egoisme identitas atau pengakuan jati diri.
Tapi,
tindakan kreatif dan inovatif itu seringkali kebablasan. Pasalnya,
mereka acapkali mengoplos atau mencampur arak dengan aneka minuman yang
terkontaminasi methanol. Hingga berakibat fatal bahkan kematian.
Sehingga disarankan dalam mengkonsumsi minuman arak bali,hendaknya jangan berlebihan juga jangan di campur atau dioplos
Sehingga disarankan dalam mengkonsumsi minuman arak bali,hendaknya jangan berlebihan juga jangan di campur atau dioplos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar